Thursday, 20 September 2012

WASPADA TERHADAP IBLIS ATAU SYAITAN







1.          Kamu wajib membaca kalimat “Laailaaha illallaah” dan “Istighfar”. Bahkan perbanyaklah kedua kalimat itu, karena sesungguhnya iblis telah berkata: “Aku hancurkan manusia dengan dosa-dosa dan mereka menghancurkan aku dengan kalimat “Laailaaha illallaah” dan “Istighfar”, maka tatkala aku melihat itu aku hancurkan mereka dengan hawa nafsu, sedang mereka mengira sesungguhnya mereka itu mendapat petunjuk. [Abu Ya’la dari Abu Bakar ra dan Kanzul Umal, Juz 1/1792]

2.         Lupa itu dalam tiga perkara, yaitu: dari ingat kepada Allah, lupa sholat hingga terbit matahari, dan lupanya seseorang terhadap dirinya dalam persoalan agama hingga ia menaikinya. [Ath Thabrani dalam Al Kabir, Al Baihaqi dalam Syu’batul Iman dari Ibnu Umar ra dan Kanzul Umal, Juz 1/1794]
3.          Iblis berkata: “Wahai Tuhan ku, setiap makhluk Mu telah Engkau beri rizki, maka apakah rizkiku? Dia SWT berfirman: “Setiap apa saja yang tidak disebut nama Ku atasnya. [Abus Syaih fil Adhmah dari Ibnu Abbas dan kanzul Umal, Juz 1/1917]
4.         Iblis berkata: “Wahai Tuhan ku! Tidak ada dari seorangpun makhluk Mu, kecuali Engkau jadikan untuk mereka itu rizki untuk penghidupan, maka apakah rizkiku? Dia SWT berfirman: “Segala sesuatu yang tidak disebutkan nama Ku atasnya. [Abu Nu’aim dalam Al Hilyah dari Ibnu Abbas dan kanzul Umal, Juz 1/1917]

Hadits-hadits Rosulullah SAW ini memberi pelajaran kepada umat Islam, bahwa:
1.         Iblis atau syaitan adalah musuh manusia yang tidak pernah kenal menyerah.
2.         Sarana manusia untuk mengalahkan iblis adalah kalimat Tahlil dan Istighfar, sedangkan sarana iblis untuk mengalahkan manusia melalui hawa nafsunya.
3.         jika manusia kurang waspada kepada iblis ia akan ditipu olehnya, hingga ia lupa kepada Allah, sholat lima waktu terutama sholat subuh dan lupa melaksanakan ajaran agama lainnya.
4.         Setiap rejeki yang akan dinikmati manusia, jika tidak diawali dengan menyebut nama Allah, maka akan diambil alih oleh iblis.
5.         Iblis menggoda manusia itu dengan cara yang amat halus, jitu, licik dan tidak mengenal menyerah.

Ada suatu kisah dialog antara Nuh as dengan iblis:
Nuh as diperintahkan supaya membuat kapal besar yang bisa memuat semua pengikutnya dan beberapa jenis makhluk hidup lainnya. Allah akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengalirkan banjir yang maha besar sehingga tidak ada satupun dari kaum beliau yang kafir akan masih tersisa.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah. Bersama pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lainnya Nuh as naik kekapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nuh as memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal. Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya. “Siapa anda?”, Tanya Nuh as ingin tahu. “Aku iblis”, jawabnya. Dasar iblis dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal sang Nabi kekasih Allah. Dia bisa hadir dimana saja dia mau. Bukan karena dia semata-mata makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan misinya.
“Mengapa kau mau ikut kami?”, tanya Nuh as lagi. “Aku bukan mau ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku”, jawab iblis terus terang.  Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Pikirnya semua manusia sudah tahu siapa dia, sejak zaman Adam sampai hari kemudian. Mengapa harus berbohong lagi, toh tak semua ketahui pasti ikuti.
“Keluarlah dari kapalku!”, hentak Nuh as kepada iblis. Iblis tidak menjawab apakah mau keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nuh, Allah juga pernah menghentaknya dan mengusir keluar dari surga. Tetapi dia masih saja membangkang perintah Allah dan terus berusaha menggoda Adam sampai berhasil.
Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima kiat yang dengannya aku akan bisa mencelakakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan dari dua lainnya”.
Kemudian Allah mewahyukan kepada Nuh as agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tetapi dengar saja dua yang lainnya. “Aku tidak berminat mendengar tiga kiat yang kau sebutkan itu, tetapi sebutkkan dua kiat yang kau sembunyikan dariku”, jawab Nuh as.
Iblis berkata, “Wahai Nuh, aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara: Pertama, dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka. Kedua, dengan cara menanamkan sifat serakah  dalam jiwa mereka. Karena dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikan Nya sebagai syaitan yang terkutuk. Dan karena serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di surga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini kami dikeluarkan dari surga.
Setelah kapal Nuh as mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu ia berkata kepada Nuh as, “Aku sangat berterima kasih kepadamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini”. “Terima kasih dari apa?”, tanya Nuh as ingin tahu. “Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah, dengan cara itu berarti kau telah meringankan bebanku”, kata iblis. “Wahai Nuh, jangan sekali-kali kau mendengki, karena dengki telah mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali kau serakah, karena serakah itu telah mengantar Adam seperti yang dialaminya”. [Dialog-dialog Sufi, Jilid 1, p. 37-39]

No comments:

Post a Comment