1.
Kamu wajib membaca
kalimat “Laailaaha illallaah” dan “Istighfar”. Bahkan perbanyaklah kedua kalimat
itu, karena sesungguhnya iblis telah berkata: “Aku hancurkan manusia dengan
dosa-dosa dan mereka menghancurkan aku dengan kalimat “Laailaaha illallaah” dan
“Istighfar”, maka tatkala aku melihat itu aku hancurkan mereka dengan hawa
nafsu, sedang mereka mengira sesungguhnya mereka itu mendapat petunjuk.
[Abu
Ya’la dari Abu Bakar ra dan Kanzul Umal, Juz 1/1792]
2.
Lupa itu dalam tiga
perkara, yaitu: dari ingat kepada Allah, lupa sholat hingga terbit matahari, dan
lupanya seseorang terhadap dirinya dalam persoalan agama hingga ia menaikinya.
[Ath
Thabrani dalam Al Kabir, Al Baihaqi dalam Syu’batul Iman dari Ibnu Umar ra dan
Kanzul Umal, Juz 1/1794]
3.
Iblis berkata:
“Wahai Tuhan ku, setiap makhluk Mu telah Engkau beri rizki, maka apakah rizkiku?
Dia SWT berfirman: “Setiap apa saja yang tidak disebut nama Ku atasnya.
[Abus
Syaih fil Adhmah dari Ibnu Abbas dan kanzul Umal, Juz
1/1917]
4.
Iblis berkata: “Wahai
Tuhan ku! Tidak ada dari seorangpun makhluk Mu, kecuali Engkau jadikan untuk
mereka itu rizki untuk penghidupan, maka apakah rizkiku? Dia SWT berfirman:
“Segala sesuatu yang tidak disebutkan nama Ku atasnya. [Abu Nu’aim dalam Al
Hilyah dari Ibnu Abbas dan kanzul Umal, Juz 1/1917]
Hadits-hadits Rosulullah SAW ini memberi
pelajaran kepada umat Islam, bahwa:
1.
Iblis atau syaitan
adalah musuh manusia yang tidak pernah kenal menyerah.
2.
Sarana manusia untuk
mengalahkan iblis adalah kalimat Tahlil dan Istighfar, sedangkan sarana iblis
untuk mengalahkan manusia melalui hawa nafsunya.
3.
jika manusia kurang
waspada kepada iblis ia akan ditipu olehnya, hingga ia lupa kepada Allah, sholat
lima waktu
terutama sholat subuh dan lupa melaksanakan ajaran agama
lainnya.
4.
Setiap rejeki yang
akan dinikmati manusia, jika tidak diawali dengan menyebut nama Allah, maka akan
diambil alih oleh iblis.
5.
Iblis menggoda manusia
itu dengan cara yang amat halus, jitu, licik dan tidak mengenal
menyerah.
Nuh as diperintahkan supaya membuat kapal
besar yang bisa memuat semua pengikutnya dan beberapa jenis makhluk hidup
lainnya. Allah akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengalirkan banjir
yang maha besar sehingga tidak ada satupun dari kaum beliau yang kafir akan
masih tersisa.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh
Allah. Bersama pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lainnya Nuh as
naik kekapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nuh as memperhatikan satu
persatu dari mereka yang hadir di kapal. Tiba-tiba matanya memandang seorang
lelaki tua yang tidak dikenalnya. “Siapa anda?”, Tanya Nuh as ingin tahu. “Aku
iblis”, jawabnya. Dasar iblis dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal
sang Nabi kekasih Allah. Dia bisa hadir dimana saja dia mau. Bukan karena dia
semata-mata makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan
misinya.
“Mengapa kau mau ikut kami?”, tanya Nuh as
lagi. “Aku bukan mau ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin
mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka
bersamaku”, jawab iblis terus terang. Iblis memang tidak pernah menyembunyikan
niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Pikirnya semua manusia sudah tahu
siapa dia, sejak zaman Adam sampai hari kemudian. Mengapa harus berbohong lagi,
toh tak semua ketahui pasti ikuti.
“Keluarlah dari kapalku!”, hentak Nuh as
kepada iblis. Iblis tidak menjawab apakah mau keluar atau akan tetap di
sana . Sebelum
Nuh, Allah juga pernah menghentaknya dan mengusir keluar dari surga. Tetapi dia
masih saja membangkang perintah Allah dan terus berusaha menggoda Adam sampai
berhasil.
Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku
menyimpan lima
kiat yang dengannya aku akan bisa mencelakakan umat manusia. Aku akan sebutkan
padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan dari dua
lainnya”.
Kemudian Allah mewahyukan kepada Nuh as
agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tetapi dengar saja dua yang lainnya.
“Aku tidak berminat mendengar tiga kiat yang kau sebutkan itu, tetapi sebutkkan
dua kiat yang kau sembunyikan dariku”, jawab Nuh as.
Iblis berkata, “Wahai Nuh, aku akan
berusaha membinasakan manusia dengan dua cara: Pertama, dengan cara menanamkan
sifat dengki dalam hati mereka. Kedua, dengan cara menanamkan sifat serakah
dalam jiwa mereka. Karena dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikan Nya
sebagai syaitan yang terkutuk. Dan karena serakah maka Adam menghalalkan segala
makanan di surga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini kami dikeluarkan
dari surga.
Setelah kapal Nuh as mendarat dengan
segenap penumpangnya, tiba-tiba iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara
yang amat merdu ia berkata kepada Nuh as, “Aku sangat berterima kasih kepadamu,
lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini”. “Terima kasih dari apa?”, tanya
Nuh as ingin tahu. “Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah
dikabulkan oleh Allah, dengan cara itu berarti kau telah meringankan bebanku”,
kata iblis. “Wahai Nuh, jangan sekali-kali kau mendengki, karena dengki telah
mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali kau serakah, karena
serakah itu telah mengantar Adam seperti yang dialaminya”. [Dialog-dialog Sufi,
Jilid 1, p. 37-39]
No comments:
Post a Comment