Allah SWT. berfirman: ”Jadi dengan belas kasih (rahmat) Allah itulah 
engkau bertindak lemah lembut terhadap mereka. Dan sekiranya engkau kasar dan 
kejam, niscaya mereka akan bubar dari sekeliling engkau. Maka dari itu, 
ampunilah mereka dan mohonlah pengampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah 
dengan mereka mengenai urusan itu. Tetapi jika engaku telah mengambil putusan, 
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang 
bersandar kepada-Nya”. (Q.S. Ali 
Imran:159)
Islam Sebagai Rahmatan Lil’alamin Telah 
Dinodai dan Dilecehkan
Bagi kelompok Islam garis 
keras, ratusan ayat ”rahmat” (belas kasih) Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an 
tidak tampak di ”mata” mereka. Yang nampak di ”mata” mereka hanyalah tafsir 
beberapa ayat radikal dan kejam versi Khawarij dan Ektrimis Wahabi, yang mereka 
pahami secara salah baik dari Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Sungguh sangat tragis 
dan menyedihkan, walaupun Allah Ta’ala telah memulai Kitab-Nya dengan ayat 
rahmat: Bismillahirrahmânirrahîm (Dengan menyebut 
nama Allah, Yang Maha Pemurah dan Maha Belas Kasih) tetapi ”mata” benar-benar 
telah buta sehingga isyarat Allah yang begitu terang dan jelas sekalipun luput 
dari pandangan mereka. 
Mereka telah meninggalkan firman Allah Ta’ala: 
”Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat 
(belas kasih) bagi sekalian alam”. (Q.S. Al-Anbiya’:107)
 
Mereka juga tidak memperdulikan lagi firman Allah: ”Dan tidaklah Kami 
mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai pengemban kabar gembira dan 
pemberi peringatan”. (Q.S.Al- Israk 17:105)
Para pemimpin PAS dan penyokongnya telah melanggar ajaran Islam dan missi 
Rasulullah SAW sebagai pemberi basy-syiran (kabar gembira) dan nadzîran 
(pemberi peringatan) belaka, dengan menempatkan diri mereka sebagai 
jabbâran (yang bertindak sewenang-wenang), qahhâran (pemaksa) 
hingga mereka merasa tidak bersalah ketika menganiaya orang lain dan berbuat 
kerusakkan (anarki) atas nama Islam. 
Pemimpin PAS dan penyokongnya perilaku 
anarkis mereka ”tidak mau mengerti” bahwa hamba Allah SWT. yang seberanya adalah 
sebagaimana yang dikemukakan Allah sendiri:”Adapun hamba-hamba Yang Maha 
Pemurah ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan apabila 
orang-orang bodoh menegur mereka, mereka berkata:’Salâman’/Damai!”. 
(Q.S. Al-Furqan:63) Mereka sungguh sangat angkuh, gemar menebar kebencian dan 
huru-hara atas nama Islam.
Telah diramalkan oleh Nabi SAW 
PAS,Taliban, Al-Qaeda dan kelompok fundamentalis Islam telah di”ramal”(nubuwwat)kan Nabi 
SAW. Beliau bersabda: ”Akan datang atas manusia suatu 
zaman, ketika itu tidaklah menyisa dari Al-Qur’an melainkan tinggal tulisannya 
saja, tidak menyisa juga dari Islam melainkan tinggal namanya saja, orang-orang 
(dengan semangat fanatisme dan emosi) mereka menamai (segala sesuatu atau 
organisasi mereka) dengan nama Islam (yatasammauna bihi), padahal mereka 
itu orang-orang yang paling jauh dari Islam (ab’adunnāsi minhu), 
mesjid-mesjid mereka melimpah (dengan jamaah) padahal (pada hakikatnya) 
mesjid-mesjid itu kosong dari petunjuk, fuqahā (ahli-ahli fiqih) pada zaman itu 
sejahat-jahat fuqaha di kolong langit, dari mereka muncul fitnah (huru hara), 
dan kepada mereka pula (akibat) fitnah itu akan kembali”. (H. R. Hakim dalam tarikhnya dari Ibnu Umar, dan Riwayat 
Ad-Dailami dari Mu’adz. Kanz ‘al-‘Ummāl, jilid XI, hadits no 
31135)
Radikalisme 
Agama Bisa Menyeret Malaysia Kepada perpecahan
Jika radikalisme agama dan pemaksaan kehendak 
sebagian kelompok masyarakat terhadap yang lainnya dibiarkan hidup subur, maka tidak mustahil Malaysia akan mengikuti nasib Afghanistan atau 
Pakistan dimana perang saudara dan kekerasan sektarian biasa terjadi. 
Demikian juga usaha-usaha beberapa kelompok Islam 
untuk menghidupkan Syiah, pendirian negara khilafah, dan 
penerapan syari’at Islam (secara kaffah (menyeluruh) ‘ala Islam radikal 
akan berpotensi menimbulkan perpecahan bahkan perang saudara jika saja kerajaan tidak waspada dan tidak konsisten dalam memegang teguh perlembagaan dan undang undang Negara.
Umat Islam semestinya harus mengambil ‘iktibar 
atas perpecahan dan pertikaian yang pernah terjadi dalam sejarah panjang 
mereka. Kebiasaan buruk saling sesat menyesatkan, saling mengkafirkan dan 
merasa pemilik kebenaran tunggal adalah penyakit kronis umat Islam yang harus 
segera dihapusi dan dibuang jauh-jauh. Dalam hal ini Konperensi Islam 
Internasional yang diadakan di Arab Saudi pada awal Juni 2008 telah 
merekomendasikan agar umat Islam mengedepankan dialog dalam penyelesaian 
masalah luar dan dalam umat beragama dan menghindari jalan kekerasan, karena 
hanya akan menodai Islam. Alhamdulillah

No comments:
Post a Comment