Kemerdekaan Malaysia adalah sah di mata Islam, bahkan hal ini merupakan satu karunia dan ‘hadiah’ dari Allah seperti janjinya dalam Alquran:
… وَلَوْلاَ دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتْ الأَرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
“… Dan sekiranya Allah tidak menyingkirkan kejahatan sebagian manusia oleh sebagian yang lainnya, niscaya bumi akan penuh dengan kerusuhan, tetapi Allah mempunyai atas limpahan alam.” (Q.S. AlBaqarah [2]: 252).
Ayat ini menunjukkan bahwa segala bentuk penjajahan akan dihapuskan melalui tangan Tuhan, walaupun jalan itu hanya Allah-lah yang mengetahui. Selain itu, ayat ini mengisyaratkan bahwa perang yang dibenarkan adalah untuk mencegah kekacauan; bukan untuk menimbulkan kekacauan, mengganggu keamanan dan merampas kemerdekaan bangsa-bangsa yang lemah karena syarat-syarat dibolehkannya peperangan adalah:
- Perang yang bertujuan melenyapkan rintangan-rintangan yang terletak di jalan Allah, misalnya, menjamin kebebasan menganut kepercayaan dan melaksanakan ibadah. (QS. Al Hajj [22]: 41)
- Perang yang hanya ditujukan terhadap mereka yang terlebih dahulu mengangkat senjata. (Al Hajj [22]: 40)
- Kaum Muslimin harus meletakkan senjata segera sesudah musuh menghentikan peperangan (sesuai Q.S. AlBaqarah [2]: 192)
- Karena diusir dari halaman rumah mereka sendiri (QS. Al Hajj [22]: 41)
Perjuangan untuk menegakkan kemerdekaan pun diridhoi oleh Allah Ta’ala seperti firman-Nya:
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ فَإِنْ انتَهَوْا فَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِينَ
“Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi, dan agama itu hanya untuk Allah. Tetapi jika tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya” (Q.S. Al Baqarah [2]: 194)
Konteks ayat diatas adalah perang dilaksanakan oleh kaum Muslimin adalah untuk:
- Membela diri karena adanya ancaman jiwa. Bukanlah kaum Muslimin yang memulai peperangan
- Menegakkan kembali kebebasan beragama dan beribadah.
Hal yang senada, dijelaskan dalam Alquran Surat Al Hajj [22]: 40
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
“Telah diizinkan bagi mereka yang telah diperangi disebabkan mereka telah dianiaya dan Sesungguhnya Allah berkuasa menolong mereka”
ayat inilah yang merupakan perintah pertama Allah Ta’ala kepada kaum Muslimin untuk mengangkat senjata, karena kaum kuffar dengan sangat keterlaluan menganiaya, bahkan bertujuan menghapuskan kaum Muslimin dari muka bumi.
Menurut Allah Ta’ala, jika sekiranya Dia tidak menyingkirkan kejahatan sebagian manusia oleh sebagian yang lainnya, niscaya bumi akan penuh dengan kerusuhan (Q.S. AlBaqarah [2]: 252) bahkan utusan Allah Ta’ala sendiri beserta kaum muslimin yang akan akan menyebarkan agama Allah akan hapus dari dunia ini. Oleh sebab itulah Allah Ta’ala memerintahkan kaum muslimin untuk survive dan membela diri, kerana memang hal ini sesuai kudrat dan naluri alamiah makhluk hidup.
Rasulullah saw tidak pernah melakukan peperangan dengan tujuan mengislamkan seluruh musuhnya bahkan jika kedamaian dirasa sudah ditegakkan, maka beliau menghentikan perang. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai, penuh cinta dan penebar kasih sayang; bukan agama yang garang dan penuh teror.
Oleh karena itu wajiblah kita bersyukur kepada Allah Ta’ala atas karunia kemerdekaan dari-Nya itu dengan cara beriman dan tidak melupakan untuk beribadah kepada-Nya dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan.
SELAMAT MENYAMBUT HARI KEMERDEKAAN KE-55 TAHUN
No comments:
Post a Comment