Monday, 23 July 2012

Sifat-sifat ketakwaan


Untuk menjadi seorang muttaqi hakiki, perlu kiranya bagi setiap orang untuk
meninggalkan segala dosa nyata seperti laku zinah, mencuri, melanggar hak
orang lain, sifat kemunafikan, merasa diri tinggi atau mulia, kebiasaan
melecehkan orang lain, kekikiran dan segala akhlak yang rendah dan berusaha
mencapai kemajuan dan mengembangkan akhlak-akhlak mulia. Ia harus
memperlakukan sesama mahluk dengan segala kesopanan, kesantunan dan
welas asih serta mengembangkan kesetiaan dan ketulusan yang murni kepada
Allah s.w.t. Ia harus selalu berupaya memberikan pengkhidmatan yang baik
kepada sesama mahluk.

Ia yang mampu menghimpun semua fitrat mulia tersebut dalam dirinya,
dengan sendirinya telah menjadi seorang muttaqi. Memiliki hanya salah satu
saja dari akhlak mulia tersebut tidak akan menjadikan seseorang menjadi
muttaqi, dipersyaratkan bahwa ia harus memiliki keseluruhannya. Mengenai
mereka itulah ditujukan ayat Al-Quran:

‘Tak akan ada ketakutan menimpa mereka tentang apa yang akan
datang dan tidak pula mereka akan berduka cita tentang apa yang
sudah lampau’ (S.7 Al-Araf:36).

Jika sudah demikian, apa lagi yang mereka butuhkan? Allah s.w.t. sendiri yang
telah menjadi penjaga mereka sebagaimana dikatakan:


‘Dia melindungi orang-orang saleh’ (S.7 Al-Araf:197).

Dalam salah satu Hadith dikatakan bahwa Tuhan menjadi tangan dengan apa
mereka menggenggam, menjadi mata dengan apa mereka melihat, menjadi
telinga dengan apa mereka mendengar dan menjadi kaki dengan apa mereka
berjalan melangkah.

Dalam Hadith lain dinyatakan bahwa Tuhan telah mencanangkan bahwa
barangsiapa memusuhi sahabat-Nya, sesungguhnya sama dengan memusuhi
Wujud-Nya sendiri.

Begitu pula ada Hadith yang mengemukakan bahwa barangsiapa yang
menyerang salah seorang sahabat Allah maka Dia akan menerkam orang itu

seperti harimau betina yang menerkam orang yang akan mengambil anaknya.
(Malfuzat, vol. IV, hal. 400-401)

No comments:

Post a Comment